7 Efek Samping Antibiotik yang Berbahaya. Tidak cuman Mual!

Ditulis oleh : Theofilus Richard
Ditinjau oleh : dr. Pratiwi Utami
dr. Moch. Arief Setiawan, Sp.PDDokter Spesialis Penyakit Dalam
Konsultasi dengan Dokter
Ilustrasi antibiotik (sumber: Freepik.com/jcomp)

Ilustrasi antibiotik (sumber: Freepik.com/jcomp)

Rabu, 02 Agustus 2023

Antibiotik harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter, terutama dari segi dosisnya. Soalnya efek samping antibiotik tidak main-main, lo! Bahkan katanya, bisa picu penyakit jantung.

Antibiotik adalah obat yang dapat meredakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat ini bekerja dengan menghentikan perkembangbiakan bakteri di dalam tubuh.


Meski memiliki efek yang sangat ampuh, antibiotik tidak bisa dikonsumsi secara sembarangan.


Jika Anda mengonsumsi antibiotik tanpa resep dan anjuran dokter, bisa-bisa penyakit yang diderita tidak sembuh dan menyebabkan komplikasi lainnya yang lebih parah.


Sobat Altea ingin tahu apa saja efek samping antibiotik? Yuk, simak uraian di bawah ini!

7 Efek Samping Antibiotik yang Berbahaya

Secara sederhana, cara kerja antibiotik adalah dengan melemahkan atau membunuh langsung bakteri yang menginfeksi tubuh.


Meski begitu, kita tetap harus waspada akan efek samping antibiotik berikut ini.

1. Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik adalah kondisi di mana antibiotik sudah tidak mempan lagi meredam aktivitas bakteri. Dengan kata lain, bakteri sudah kebal terhadap antibiotik.


Menurut penelitian yang dimuat di jurnal Pharmacy and Therapeutics, resistensi antibiotik bisa disebabkan oleh penggunaan antibiotik tanpa indikasi penyakit tertentu atau tanpa pengawasan dokter. Soalnya, penggunaan antibiotik seperti itu, berisiko menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik.


Akhirnya, antibiotik yang sama tidak mempan lagi untuk membunuh bakteri yang menyerang tubuh.

2. Gangguan Pencernaan

Tahukah Sobat Altea, jika kelancaran pencernaan juga bergantung pada aktivitas bakteri baik?


Nah, mengutip jurnal Frontiers in Cellular and Infection, disebutkan kalau kita mengonsumsi antibiotik tanpa anjuran atau rekomendasi dokter, sangat berisiko mengganggu aktivitas mikrobiota usus atau bakteri baik yang tinggal di dalam usus.


Ketika bakteri baik tidak bekerja dengan baik dan menghasilkan ketidakseimbangan, muncullah berbagai gangguan pencernaan. Salah satunya adalah diare.

3. Reaksi Alergi

Beberapa orang juga memiliki alergi terhadap obat tertentu. Hal ini terjadi karena sistem imun di dalam tubuh menganggap kandungan antibiotik sebagai benda asing berbahaya, sehingga akhirnya menimbulkan reaksi alergi.


Biasanya, jenis antibiotik yang menimbulkan reaksi alergi adalah penicillin.


Apabila Anda alergi terhadap satu jenis antibiotik, dokter akan merekomendasikan jenis antibiotik lainnya.

4. Penyakit Jantung

Dalam kasus yang langka, antibiotik juga dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung.


Menurut penelitian yang dipublikasikan JAMA Network, salah satu jenis antibiotik yang berisiko meningkatkan penyakit jantung adalah azithromycin.


Peningkatan risiko penyakit jantung ini diduga karena sifat antibiotik yang dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri baik di dalam tubuh. Lalu, ketidakseimbangan kadar bakteri baik ini meningkatkan risiko masuknya virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya yang dapat memicu penyakit jantung.


Selain itu, perlu digarisbawahi juga, gangguan ini bisa terjadi apabila Anda mengonsumsi antibiotik tanpa rekomendasi atau tidak sesuai dengan anjuran dokter.

5. Warna Gigi Berubah

Beberapa jenis antibiotik semisal tetracycline dan doxycycline dapat menyebabkan perubahan warna gigi secara permanen.


Umumnya hal ini terjadi pada anak di bawah usia delapan tahun yang masih dalam masa pertumbuhan gigi.


Selain itu, ibu hamil yang mengonsumsi antibiotik secara sembarangan juga berisiko menyebabkan warna gigi anak yang dikandungnya tidak normal.

6. Sensitif terhadap Cahaya

Salah satu bahaya mengonsumsi antibiotik tanpa konsultasi ke dokter adalah bisa membuat Sobat Altea sensitif terhadap cahaya. Saking sensitifnya, bisa saja kulit Anda merasa tidak nyaman ketika terkena paparan cahaya atau bahkan kulit menjadi iritasi.


Beberapa jenis antibiotik yang dapat memicu terjadinya efek ini adalah ciprofloxacin, doxycycline, levofloxacin, ofloxacin, tetracycline, dan trimethoprim.

7. Mual dan Muntah

Nah, efek samping satu ini masih berhubungan dengan keseimbangan bakteri baik di dalam tubuh.


Ketika keberadaan antibiotik di dalam tubuh malah membuat kadar bakteri baik tidak seimbang, kita pun akan merasakan beberapa gejala. Salah satunya adalah merasa mual dan ingin muntah.


***


Itulah sejumlah efek samping antibiotik yang perlu Anda waspadai.






Apabila Anda ragu obat seperti apa yang harus dikonsumsi, lebih baik konsultasi dengan dokter terlebih dulu.


Supaya tidak perlu mengantre panjang di rumah sakit hanya demi konsultasi, Anda bisa memesan jadwal sesi konsultasi di aplikasi AlteaCare


Sumber:


  • Healthline. Diakses pada Oktober 2022. Side Effects of Antibiotics: What They Are and How to Manage Them

  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Oktober 2022. Antibiotic Use Q&A

  • Microbiology Society. Diakses pada Oktober 2022. Antibiotics

  • C. Lee Ventola, MS. (2015). The Antibiotic Resistance Crisis. Pharmacy and Therapeutics, 40(4): 277–283

  • Mi Young Yoon dan Sang Sun Yoon. (2018). Disruption of the Gut Ecosystem by Antibiotics. Yonsei Medical Journal, 59(1): 4–12

  • Jaime Ramirez, et al. (2020). Antibiotics as Major Disruptors of Gut Microbiota. Frontiers in Cellular and Infection Microbiology, 10: 572912

  • Jonathan G. Zaroff, MD, et al. (2020). Association of Azithromycin Use With Cardiovascular Mortality. JAMA Network Open, 3(6):e208199

  • Tulane. Diakses pada Oktober 2022. Antibiotic Use Linked to Greater Risk of Heart Attack and Stroke

  • FDA. Diakses pada Oktober 2022. The Sun and Your Medicine

  • Medical News Today. Diakses pada Oktober 2022. What should you eat while taking antibiotics?







0 Disukai
0 Komentar